4 BERITA POPULER SUMBAR: Gubernur Mahyeldi Lantik Sejumlah Kadis andamp Polemik Pemindahan Honorer Solok

romero.web.id, PADANG - Simak sejumlah berita menarik seputar Kota Padang yang dirangkum dalam populer Padang setelah tayang 24 jam terakhir di romero.web.id.

Ada berita terkait Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah melantik sejumlah pejabat eselon II di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumbar.

Kemudian, polemik pemindahan seorang tenaga honorer Pemkab Solok bernama Qorry Syuhada kini menjadi sorotan publik.

Kasus ini bahkan telah dilaporkan ke Ombudsman Perwakilan Sumatera Barat karena diduga sarat maladministrasi.

Terdapat juga berita terkait anjing liar di 2X11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) diperkirakan ada enam ekor anjing yang tertular, empat di antaranya berhasil dibunuh oleh warga.

Selain itu, harga cabai merah di Pasar Inpres, Nagari Muaro, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung , Sumatera Barat atau Sumbar, relatif masih tetap stabil.

Baca berita selengkapnya:

1. BREAKING NEWS: Gubernur Sumbar Mahyeldi Lantik Sejumlah Kepala Dinas Baru, Ini Daftarnya

Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi melantik sejumlah pejabat eselon II di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumbar, Sabtu (23/8/2025) sore. 

Pelantikan berlangsung di Auditorium Gubernur Sumbar dan disaksikan langsung Wakil Gubernur Vasko Rusemy serta Sekretaris Daerah Sumbar, Arry Yuswandi.

Berdasarkan Keputusan Gubernur Sumbar Nomor 821/3378/BKD 2025 tertanggal 22 Agustus 2025, ada belasan pejabat yang berganti posisi. Mereka adalah:

1. Era Sukma – dari Kepala Dinas BMCKTR menjadi Kepala Pelaksana BPBD Sumbar.

2. Adib Alfikri – dari Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP menjadi Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdaprov Sumbar.

3. Luhur Budianda – dari Kepala Dinas Pariwisata menjadi Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP Sumbar.

4. Lila Yanwar – dari Kepala Dinas Kesehatan menjadi Kepala Dinas Pariwisata Sumbar.

5. Nizam Ul Muluk – dari Kepala Dinas Nakertrans menjadi Staf Ahli Gubernur Bidang Pembangunan Kemasyarakatan dan SDM.

6. Maifrizon – dari Kepala Dispora menjadi Sekretaris DPRD Sumbar.

7. Febrina Tri Susila Putri – dari Kepala Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura menjadi Kepala badan penelitian dan pengembangan provinsi Sumbar.

8. Aklima – dari Direktur RSJ Prof. Dr. HB Saanin menjadi Kepala Dinas Kesehatan Sumbar.

9. Habibul Fuadi – dari Staf Ahli Pemko Padang menjadi Kepala Dinas Pendidikan Sumbar.

10. Afniwirman – dari Kepala DLH Agam menjadi Kepala Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sumbar.

11. Barlius – dari Kepala Dinas Pendidikan Sumbar menjadi Kepala BPSDM Sumbar.

12. Mursalim – dari Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setdaprov menjadi Kepala Badan Kesbangpol Sumbar.

13. Rudi Rinaldi – dari Kepala Pelaksana BPBD Sumbar menjadi Kepala Dinas Kominfotik Sumbar.

14. Firdaus Firman – dari Kadis Kominfo Solok Selatan menjadi Kadis Nakertrans Sumbar.

Dalam sambutannya, Gubernur Mahyeldi menekankan agar pejabat yang baru dilantik bekerja maksimal, berinovasi, dan menjaga integritas. Ia meminta rotasi dan promosi ini tidak hanya dipandang sebagai mutasi jabatan, tetapi juga sebagai bentuk penguatan organisasi agar pelayanan publik di Sumbar semakin baik.

Pelantikan digelar Sabtu (23/8/2025) sore di Auditorium Gubernur Sumbar, Jalan Sudirman, Padang.

Sementara Gubernur menyebut pelantikan ini merupakan bagian dari penyegaran organisasi dan upaya pemerintah provinsi untuk meningkatkan kinerja perangkat daerah sesuai kebutuhan pembangunan Sumatera Barat.

Pantau romero.web.iddi lokasi, suasana pelantikan berlangsung khidmat. Para pejabat yang dilantik diambil sumpah jabatannya, disaksikan langsung oleh Gubernur, Wakil Gubernur, Sekda, serta sejumlah pejabat tinggi pratama di lingkungan Pemprov Sumbar.(*)

2. Polemik Pemindahan Honorer Pemkab Solok Qorry Syuhada, Ombudsman Temukan Kejanggalan

Polemik pemindahan seorang tenaga honorer Pemkab Solok bernama Qorry Syuhada kini menjadi sorotan publik.

Kasus ini bahkan telah dilaporkan ke Ombudsman Perwakilan Sumatera Barat karena diduga sarat maladministrasi.

Qorry Syuhada, tenaga honorer Pemkab Solok yang sudah mengabdi sejak 2015 sebelumnya masuk kategori R3 di database Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan berhak diusulkan mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2025, namanya justru tidak diusulkan.

Polemik ini bermula ketika absensi dan data kepegawaiannya dipindahkan dari Dinas Koperindag Kabupaten Solok ke Kantor Camat Pantai Cermin pada Juli 2025. Namun, pihak kecamatan setempat menolak karena tidak ada penempatan resmi untuk dirinya.

“Saya tetap masuk kerja ke Dinas Koperindag, tapi ketika datang ke Pantai Cermin mereka bilang tidak bisa menerima saya,” kata Qorry dalam keterangannya, Sabtu (23/8/2025).

Qorry mengaku bingung lantaran ia sudah mengikuti seleksi PPPK 2024. Saat itu nilainya menempati peringkat tiga, sementara formasi hanya tersedia untuk dua orang. Karena itu, namanya masih masuk dalam daftar tunggu di BKN.

Namun sejak pemindahan tersebut, posisinya menjadi tidak jelas. Bahkan, ia mengaku menghadapi berbagai hambatan administratif. Mulai dari kontrak bulanan yang tidak ditandatangani, absensi dipindahkan, hingga gaji yang terlambat dibayarkan.

Lebih jauh, Qorry menceritakan bahwa dirinya sempat mendapat tekanan dari atasan. Ia disebut-sebut bermasalah dengan istri Bupati Solok dan diminta untuk meminta maaf. Namun permintaan itu ditolaknya karena merasa tidak bersalah.

“Apa yang harus saya minta maafkan, saya tidak bersalah dengan beliau,” ungkapnya.

Bahkan, lanjut Qorry, pada 12 Juni 2025 dirinya diberitahu akan diberhentikan sebagai honorer. Keputusan itu kemudian berubah menjadi pemindahan tugas ke beberapa kecamatan, termasuk Pantai Cermin, tanpa ada surat resmi.

Padahal, menurut Qorry, berdasarkan aturan Permenpan RB Nomor 16 Tahun 2025, tenaga Non-ASN yang sudah terdata di BKN tidak bisa dipindahkan secara sepihak.

“Sejak itu saya merasa seperti diintimidasi. Saya hanya ingin status saya sebagai Non-ASN yang sah di BKN tidak diganggu, supaya tetap bisa ikut proses PPPK,” ujarnya.

Kini, ia hanya berharap ada jalan keluar adil atas kasus yang menimpanya. Terlebih, BKN sudah memperpanjang batas waktu pengusulan nama peserta seleksi PPPK dari 20 Agustus hingga 25 Agustus 2025.

“Semoga Allah memudahkan saya mencari keadilan,” tutup Qorry.

Sementara itu, Kepala Ombudsman Sumbar Adel Wahidi membenarkan laporan tersebut sudah masuk sejak Juli 2025. Pihaknya langsung melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah pejabat Pemkab Solok.

“Qorry ini dipindahkan dari Dinas Koperindag Kabupaten Solok di Koto Baru, Kecamatan Kubung, ke Kecamatan Pantai Cermin. Jaraknya sekitar 2,5 jam sekali jalan atau sekitar 5 jam pulang-pergi dan ini yang menimbulkan kejanggalan,” kata Adel.

Dalam penelusuran, Ombudsman menemukan adanya dugaan maladministrasi. Menurut aturan, Tenaga Harian Lepas (THL) biasanya dikontrak di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tertentu dan tidak bisa dipindahkan sembarangan.

Adel menyebut pihaknya sudah memanggil sejumlah pejabat untuk dimintai keterangan, mulai dari Sekda Kabupaten Solok, Kepala Dinas Koperindag, Kepala BKPSDM hingga pihak lain yang terkait.

“Ada aspek keadilan yang masih kami pertanyakan. Sampai saat ini Qorry tetap masuk kerja, meski tidak lagi menerima gaji karena tidak dikontrak lagi,” ujarnya.

Saat ini Ombudsman masih melakukan verifikasi lapangan untuk memastikan alasan di balik pemindahan tersebut. 

Termasuk apakah benar Dinas Koperindag memang kelebihan pegawai hingga harus memindahkan Qorry, serta mengapa penempatan dilakukan ke Kecamatan Pantai Cermin yang berjarak jauh, padahal masih banyak OPD atau kecamatan lain yang lebih dekat.(*)

3. PascaAmukan Anjing Liar di Padang Pariaman, 6 Anjing Tertular, Empat Berhasil Dibunuh Warga

Pasca-amukan anjing liar di 2X11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) diperkirakan ada enam ekor anjing yang tertular, empat di antaranya berhasil dibunuh oleh warga.

Amukan anjing liar ini terjadi pada Rabu (20/8/2025) hingga besoknya Kamis (21/8/2025), dengan total korban sebanyak 11 orang.

Melihat dari amukan anjing liar ini, dinas terkait menilai terdapat 80 persen gejala klinis virus rabies pada anjing tersebut.

Pj Wali Nagari Anduring Henyunis, mengatakan, selain korban manusia, amukan anjing itu membuat enam ekor anjing di nagari tersebut diduga terdampak virus rabies.

“Awalnya satu, tapi keesokan harinya (kamis) ada enam ekor anjing lagi memperlihatkan perilaku yang sama,” ujarnya, Sabtu (23/8/2025).

Alhasil warga yang fokus memburu anjing pertama, turut melumpuhkan enam ekor anjing lainnya tersebut.

Dari usaha itu, empat ekor berhasil dibunuh, menggunakan senapang angin.

Satu ekor bisa melarikan diri meski sudah berhasil ditembak warga.

“Alhamdulillah pasca adanya anjing liar ini, warga langsung mau melakukan vaksinasi rabies dengan dinas terkait,” ujarnya.

Vaksinasi ini menurutnya merupakan langkah perventif untuk menjaga kejadian serupa terulang lagi.

Keluarga Korban Divaksin

Keluarga korban amukan anjing liar yang memenuhi unsur klinis gejala rabies, sudah mendapat vaksin rabies dari Puskesmas Sicincin, Padang Pariaman dan RSUD Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat atau Sumbar.

Kepala Puskesmas Sicincin Afrita Seven, mengatakan, korban amukan anjing liar ini 10 di antaranya dibawa ke puskesmas.

Dari 10 korban yang menjalani perawatan itu, ada yang mengalami gigitan dan cakaran di bagian paha, jari koyak dan jari telunjuk kiri putus.

Sembilan dari 10 korban tersebut, sudah mendapatkan tindakan medis dan sudah kembali ke rumah masing-masing.

Sedangkan satu korban lagi yang mengalami kondisi jari putus, sempat dilarikan ke RSUD Padang Pariaman.

“Untuk yang tangannya putus, sudah dilakukan tindakan medis, tangannya di operasi,” ujarnya.

Langkah lebih lanjut, pihaknya melakukan vaksinasi pada keluarga korban terdampak untuk mengantisipasi penyebaran virus rabies.

Kepala Bidang Dinaskeswan Padang Pariaman, Devi Yanti, mengatakan, anjing tersebut telah berhasil diburu dan dibunuh oleh masyarakat.

“Bangkainya juga langsung dibakar oleh masyarakat karena takut bisa menular, kalau terpapar virus rabies,” ujarnya.

Meski masyarakat sudah melakukan tindakan yang tepat terhadap anjing ini, devi menilai indikasi rabies sangat jelas dari anjing ini.

Hal ini ia utarakan berdasarkan dari gejala klinis yang dimunculkan oleh anjing liar tersebut.

“Dari gejala klinis yang kami lihat dan dengar, 80 persen anjing tersebut terindikasi rabies. Tapi kita tidak bisa ambil sampel karena anjingnya sudah dibakar,” ujarnya.

Ia menerangkan rabies ini bisa dibuktikan melalui gejala klinis yang dimunculkan oleh hewan dan uji pemeriksaan laboratorium.

Fakta Terbaru

Sebanyak 11 warga di Nagari Anduriang, Kecamatan 2X11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), menjadi korban gigitan anjing liar pada Rabu (20/8/2025) malam hingga Kamis (21/8/2025).

Berikut fakta-faktanya:

1.Awal Kejadian Serangan

Serangan anjing liar bermula saat seekor remaja bernama Willi (18) digigit di Korong Asam Pulau, Rabu (20/8/2025) malam.

Setelah kejadian itu, anjing liar terus mengamuk dan menggigit warga lainnya.

2.Jumlah Korban Mencapai 11 Orang

Hingga Kamis (21/8/2025), tercatat ada 11 orang yang menjadi korban gigitan.

Korban terdiri dari anak-anak usia 6 tahun hingga orang tua berusia 60 tahun.

3.Satu Korban Kehilangan Jari Telunjuk

Seorang korban bernama Jafri Jon (52) harus kehilangan jari telunjuk kirinya akibat gigitan.

Korban lainnya mengalami luka di berbagai bagian tubuh.

4.Anjing Liar Berwarna Kuning

Anjing liar yang mengamuk berwarna kuning.

Setelah menyerang warga selama dua hari berturut-turut, anjing tersebut akhirnya berhasil dilumpuhkan oleh warga.

5.Bangkai Anjing Dibakar Warga

Usai dibunuh, bangkai anjing langsung dibakar masyarakat.

Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit rabies.

6.Indikasi Rabies Sangat Kuat

Kepala Bidang Dinas Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Padang Pariaman, Devi Yanti, menyebutkan 80 persen gejala yang ditunjukkan anjing liar itu mengarah pada rabies.

Sayangnya, bangkai anjing tidak bisa diuji laboratorium karena sudah dibakar.

7.Seluruh Korban Dirawat di RS dan Puskesmas

Kapolsek 2X11 Kayu Tanam, Iptu Deni Kurniawan, menyampaikan semua korban telah dilarikan ke rumah sakit dan puskesmas untuk mendapatkan perawatan medis.

8.Warga Diminta Siaga

Polisi bersama masyarakat setempat kini siaga menghadapi kemungkinan adanya anjing liar lainnya.

Warga diimbau untuk sementara membatasi aktivitas di luar rumah.

9.Vaksinasi Rabies Digalakkan

Pihak kepolisian dan dinas terkait langsung menggalakkan vaksin rabies untuk hewan peliharaan masyarakat.

Hal ini untuk mencegah penularan lebih luas.

Disclaimer: Fakta-fakta ini dirangkum berdasarkan berita yang telah tayang di romero.web.id

4. Harga Cabai Rp40 ribu di Pasar Inpres Sijunjung, Pedagang Sebut Masih Relatif Stabil

Harga cabai merah di Pasar Inpres, Nagari Muaro, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung , Sumatera Barat atau Sumbar, hingga Jumat (22/8/2025) kemarin relatif masih tetap stabil.

Hal itu diungkapkan oleh salah seorang pedagang cabai merah di Pasar Inpres bernama Edi Hermanto saat ditemui, Jumat (22/8/2025) kemarin.

“Seminggu ini harga cabai masih stabil dengan dipatok Rp40 ribu sekilo,” ujar Edi Hermanto.

Dikatakannya, untuk harga cabai luar daerah atau dari Medan sekarang dibanderol Rp38 ribu per kilo.

Naik turun harga cabai merah juga ditentukan oleh stok cabai luar daerah yang masuk ke Sijunjung.

“Jika stoknya melimpah harga cabai tentu akan menurun,” jelas Edi Hermanto.

Saat harga cabai merah stabil, lanjut Edi daya beli masyarakat pun stabil jika cabai mahal tentunya daya beli masyarakat menurun.

Sementara itu harga bawang merah di Pasar Inpres mengalami penurunan harga.

“Sekarang harga bawang merah Rp40 ribu sekilo sebelumnya mencapai Rp48 ribu jadi harganya turun sekitar Rp8 ribu per kilo,”jelas Edi.

Menurutnya, harga bawang merah turun karena stok bawang merah dari luar daerah mulai masuk seperti bawang dari jawa.

Hal itu mungkin terjadi karena kenaikan harga bawang merah lokal yang tinggi beberapa waktu lalu.

Sementara itu harga bawang putih masih tetap stabil berkisar Rp 38 ribu sekilo.

Posting Komentar untuk "4 BERITA POPULER SUMBAR: Gubernur Mahyeldi Lantik Sejumlah Kadis andamp Polemik Pemindahan Honorer Solok"