
romero.web.id- Berikut ini cerita mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra), mengenang sosok sang rektor Prof Armid.
Duka mendalam dirasakan, Muhammad Matin Adhiddia. Ia adalah mahasiswa Kedokteran sekaligus Demisioner Dewan Pengawas Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) SAR (Search and Rescue) UHO.
"Saya sangat terpukul saat dengar kabar beliau dilarikan ke rumah sakit," tuturnya saat dihubungi jurnalis romero.web.id, lewat sambungan telepon pada Sabtu (23/8/2025).
Matin sapaannya menyebut bahwa Rektor UHO Prof Armid sempat kehilangan kesadaran sebelum akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Tak lama setelah itu, ia kembali mendapat kabar bahwa rektor yang baru menjabat 23 hari itu telah meninggal dunia pada pukul 20.07 WITA.
Matin sempat menelepon langsung kontak Prof Armid.
Namun yang mengangkatnya adalah sang istri.
"Saya kurang tahu kronologisnya. Saya sempat telepon tapi diangkat istrinya. Tadi saya juga ditelepon saat Prof Armid pingsan dan sedang cari ambulans untuk evakuasi darurat ke RS, saat pukul 19.02" jelasnya.
Ia pun langsung bergegas ke RS Korem atau RSAD Ismoyo Kendari, untuk segera menemui jenazah dosen kesayangannya tersebut.
Matin menyempatkan mengangkat jenazah Prof Armid saat di rumah duka.
"Saya arahkan Rahmat anggota IEA (pengawal ambulans) untuk kawal ambulans beliau, saya hanya sempat mengantar, saya angkat bagian kepala almarhum. saya sempat cium juga," kata Ketua UKM SAR UHO 2022.
Kedekatan Matin dan Prof Armid bukan hanya sekedar mahasiswa dan dosennya. Saat Prof Armid dilantik sebagai Rektor UHO pada 1 Agustus 2025, Matin bahkan sempat mengirimkan karangan bunga.
Ia mengungkapkan sudah mengenal Prof Armid sejak masih menjabat sebagai Wakil Rektor 4 di tahun 2021.
Kala itu, Matin menjadi salah satu mahasiswa yang sering melakukan aksi demonstrasi.
Namun Prof Armid yang selalu merangkulnya.
"Almarhum Pembina UKM SAR UHO dan saat itu beliau juga masih WR 4 tahun 2021,"
"Bisa dibilang saya mahasiswa yang paling keras rahangku. Saya demo, saya kritisi kebijakan. Tapi Prof Armid ini selalu membuka diri," jelasnya.
Matin mengungkapkan Prof Armid mendengarkan segala keluh kesahnya di organisasi, akademika dan kegiatan lainnya.
"Beliau selalu support saya. Kami sekaan tidak berjarak," jelasnya.
Selain itu, Matin menyebut Prof Armid memiliki jiwa kemanusiaan yang sangat tinggi.
"Prof Armid orang baik, beliau adalah Pembina kami di UKM-SAR UHO. Beliau sering telepon saya jikalau ada yang butuh donor darah," tuturnya.
Matin pun mendoakan kepergian Prof Armid.
"Yang terbaik untuk tempat beliau di sisi Tuhan," jelasnya.
Rektor Universitas Halu Oleo (UHO) Prof Armid SSi MSi MSc DSc dikabarkan meninggal dunia di RS Korem Kota Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra), Sabtu (23/8/2025) pukul 20.07 WITA.
Humas UHO Kendari, Sarman, membenarkan berpulangnya Prof Armid.
"Meninggal dunia sekitar jam 8 lewat 7 menit," kata Sarman kepada Tribunnews Sultra.
Berdasarkan informasi, kata Sarman, jenazah sudah dipulangkan ke rumah duka.
Kepergian rektor yang baru dilantik pada 1 Agustus 2025 ini meninggalkan duka mendalam bagi civitas akademika UHO.
Rektor Dilantik
Prof Armid SSi MSi MSc DSc dilantik menjadi Rektor UHO Kendari, yang keenam, Jumat (01/08/2025).
Pelantikan Rektor UHO periode 2025-2029 ini dipimpin Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Sekjen Kemdiktisaintek), Togar Mangihut Simatupang.
Pelantikan Prof Armid berlangsung di 2 Graha Diktisaintek, gedung Kemdikti Saintek, Jakarta Pusat.
Togar mewakili Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Prof Brian Yuliarto ST MEng PhD.
Sebelum dilantik, Prof Armid resmi mendaftarkan diri sebagai Bakal Calon Rektor UHO periode 2025-2029, Kamis, 24 April 2025 lalu.
Dia menjadi bakal calon keenam yang melakukan pendaftaran dan menyatakan kesiapan mengikuti proses Pilrek UHO.
Selanjutnya, dia lolos 3 besar penjaringan calon setelah meraih suara terbanyak.
Pemilihan untuk menjaring 3 nama calon calon Rektor UHO berlangsung di Rektorat UHO, Kamis, 8 Mei 2025.
Hasilnya, 3 calon rektor meraup suara teratas untuk selanjutnya berebut suara Mendiktisaintek.
Ketiganya Prof Armid (Wakil Rektor IV UHO), Prof Ruslin (Dekan Farmasi UHO), dan Prof Takdir Saili (Direktur Pascasarjana UHO).
Dalam rapat itu, Prof Armid meraih suara terbanyak dengan 32 suara.
Diikuti Prof Ruslin dengan 11 suara dan Prof Takdir Saili yang memperoleh 4 suara.
Prof Edy Karno dan Prof Yusuf Sabilu masing-masing 1 suara, Muhammad Zein Abdullah tidak memperoleh suara.
Tiga nama teratas kemudian diajukan sebagai calon Rektor UHO Kendari ke Kemendiktisaintek, 14-15 Mei 2025 lalu.
Selanjutnya, Prof Armid SSi MSi MSc DSc terpilih Rektor UHO Kendari, setelah meraih suara terbanyak hasil pilrek, Senin, 16 Juni 2025.
Pemilihan yang dihadiri Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendikdsaintek) Prof Fauzan MPd berlangsung di gedung Rektorat UHO, Kelurahan Kambu.
Berdasarkan hasil penghitungan suara Pilrek UHO Kendari, Prof Armid berhasil unggul dengan perolehan 31 suara.
Ia unggul satu suara dari pesaing terdekatnya, Prof Takdir Siali yang mendapatkan 30 suara.
Sementara, Prof Rusli memperoleh 13 suara.
Dari total 75 suara sah, satu suara dinyatakan tidak sah karena pemilih berhalangan hadir untuk melaksanakan ibadah haji.
Peran Kemdiktisaintek RI juga signifikan dalam pemilihan tahap kedua ini, dengan persentase suara kementerian 35 persen, serta 65 persen suara berasal dari senat UHO.
Profil Rektor UHO
Berikut profil Prof Armid SSi MSi MSc DSc, sosok Rektor Universitas Halu Oleo atau UHO Kendari, Sulawesi Tenggara, periode 2025-2029.
Sebelum menjabat Rektor UHO, Prof Armid merupakan Wakil Rektor atau Warek IV UHO Bidang Perencanaan dan Kerja Sama.
Jabatan ini diembannya tahun 2017-2021, bersamaan periode pertama kepemimpinan Prof Muhammad Zamrun Fihiru sebagai Rektor UHO, kemudian berlanjut periode kedua Prof Zamrun, 2021-2025.
Akademisi yang lahir di Kota Kendari, Provinsi Sultra, pada 18 Juni 1975, tersebut sudah mengabdi sebagai dosen UHO sekitar 25 tahun sejak tahun 2000.
Prof Armid merupakan alumni Sarjana (S1) Ilmu Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin atau F-MIPA Unhas Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Dia kemudian menyelesaikan pendidikan magister atau S2 di Universitas Gadjah Mada atau UGM Yogyakarta dan menyandang gelar Magister Sains (MSi).
Meski sudah meraih gelar MSi, Prof Armid kembali menempuh pendidikan magister bidang Marine Chemistry di University of the Ryukyus, Jepang, dan meraih Master of Science (MSc).
Dia pun kembali melanjutkan pendidikan doktoral (S3) Marine and Environmental Science di University of the Ryukyus, dan meraih gelar Doctor of Science (DSc) pada tahun 2011.
Saat menempuh pendidikan di Jepang, dia sekaligus menjadi Foreign Visiting Researcher Okinawa (2007-2008), serta Research Assistant of Rising Star Program for Subtropical Island Studies Okinawa (2009-2011).
Prof Armid pun dikukuhkan menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Kimia Kelautan F-MIPA UHO oleh Prof Zamrun, pada 18 Oktober 2023.
Dalam pengabdiannya sebagai dosen UHO Kendari, diapun sudah menempati berbagai posisi dan jabatan strategi.
Begitupun berbagai peran dan kontribusinya tak hanya di dalam kampus, namun di luar perguruan tinggi.
Prof Armid pun sudah menelorkan berbagai hasil penelitian yang diakui Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).
Berbagai karyanya juga dituangkan dalam bentuk buku.
Dies Natalis UHO
UHO merupakan perguruan tinggi negeri (PTN) terbesar di Provinsi Sultra yang awal berdirinya sebagai perguruan tinggi swasta (PTS) pada tahun 1964.
Sejarah UHO awalnya merupakan PTS PTS filial (cabang atau kelas jauh) dari Universitas Hasanuddin atau Unhas Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Dengan nama Unhol yang menjadi PTS dengan status terdaftar pada 22 Maret 1966 dan dipimpin rektor pertamanya, Drs La Ode Malim.
Setelah 17 tahun berselang tepatnya 19 Agustus 1981, Universitas Haluoleo pun diresmikan sebagai PTN pertama di Sulawesi Tenggara.
Sosok Rektor UHO pertama dengan status baru tersebut yakni Drs Eddy Agussalim Mokodompit MA.
Saat awal diresmikan sebagai PTN, Senat menyetujui singkatan Universitas Haluoleo menjadi Unhalu.
Singkatan tersebut kemudian berubah menjadi UHO, menyesuaikan nama saat surat keputusan pendiriannya.
Perubahan tersebut dipertegas dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 149 Tahun 2014.
Jumlah mahasiswa UHO Kendari saat ini sekitar 36.926 orang dan 9.709 di antaranya dalam setahun terakhir memperoleh beasiswa.(*)
(romero.web.id/Desi Triana)
Posting Komentar untuk "Cerita Mahasiswa Kedokteran UHO Kendari Tentang Sosok Sang Rektor Prof Armid: Saya Angkat Jenazahnya"