Suara Mereka para Pemburu Lowongan Kerja

romero.web.id.CO.ID, JAKARTA — Sudah enam bulan terkahir, Nadhira (22 tahun), melamar berbagai lowongan pekerjaan. Puluhan surat lamaran sudah ia kirimkan ke berbagai perusahaan. Namun usahanya belum membuahkan hasil.

Nadhira merupakan alumnus program studi Administrasi Publik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Diponegoro (Undip) angkatan 2021. Dia diwisuda pada Mei 2025 lalu. Namun sejak lulus sidang sarjana pada Maret 2025, Nadhira sudah mulai aktif mengirimkan surat lamaran pekerjaan.

“Surat lamaran yang sudah saya kirim lebih dari 80,” ungkap Nadhira ketika ditemui saat tengah mengunjungi bursa kerja yang digelar di Kantor Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) di Kota Semarang, Kamis (21/8/2025).

Nadhira mengatakan, puluhan surat lamaran pekerjaan itu dia kirim ke berbagai perusahaan di seluruh Indonesia. Perempuan asal Magelang, Jateng, tersebut mengaku siap bekerja dan ditempatkan di mana saja. Menurutnya, keluarganya pun memberikan dukungan jika kelak pekerjaan yang diperolehnya jauh dari Magelang.

Dari puluhan lowongan pekerjaan yang dilamarnya, Nadhira mengaku sudah sempat menjalani tes dan wawancara di beberapa perusahaan. “Cuman memang belum rezeki saja,” ujarnya.

Nadhira mengatakan, dia sengaja datang dari Magelang ke Kota Semarang untuk mengikuti bursa kerja yang digelar Disnakertrans Jateng. Nadhira menyiapkan cukup surat lamaran pekerjaan untuk diajukan ke stan perusahaan-perusahaan di gelaran bursa kerja tersebut. “Saya melamar ke semua yang bisa dari jurusan saya. Biasanya all major, fresh graduate,” ucapnya.

Sementara itu, Anisa (24 tahun), sarjana Teknik Industri dari Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang, sudah menganggur selama dua tahun, terhitung sejak dia lulus pada 2023 lalu. Dia mengakui cukup sulit memperoleh pekerjaan. “Cukup sulit memang. Butuh pengalaman yang lebih mungkin saat masih menjadi mahasiswa, tidak cukup hanya sekali magang saja,” katanya ketika menghadiri bursa kerja di Kantor Disnakertrans Jateng.

Selama dua tahun mencari pekerjaan, Anisa tidak pasif. Sambil menunggu panggilan tes atau wawancara, dia mengikuti berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan keterampilan teknis dan nonteknisnya, termasuk memahirkan kemampuan bahasa asingnya. “Tidak cuma bahasa Inggris, saya juga belajar bahasa Mandarin,” ujarnya.

 

Menurutnya, kemampuan membangun dan memperlebar relasi tampaknya turut berperan dalam upaya mencari pekerjaan. Sebab dia melihat terkadang terdapat lowongan-lowongan pekerjaan yang hanya diinfokan ke kelompok atau kalangan tertentu. “Relasi itu penting. Kadang tidak kelihatan kan kalau perusahaan membuka lowongan, tapi bisa lewat rekomendasi (relasi), ‘Ini ada (lowongan)’. Jadi bisa dilamar, tapi tetap melalui interview,” ucap Dian.

Sampai saat ini Dian masih berusaha mendapatkan pekerjaan. Dia tak memungkiri persaingan untuk mencari pekerjaan semakin ketat. Sebab setiap tahun selalu ada lulusan sarjana-sarjana baru yang juga membutuhkan pekerjaan.

Egy Kurniawan (30 tahun), warga Kota Semarang, juga mencari peruntungan di bursa kerja yang digelar Disnakertrans Jateng. Dia sudah sebulan mengangggur karena kontrak kerjanya di perusahaan asuransi tidak diperpanjang setelah berjalan selama tiga tahun. “Saya hari ini bawa lima surat lamaran pekerjaan,” kata Egy seraya menambahkan bahwa dia mencari pekerjaan yang sesuai latar belakang pendidikannya sebagai sarjana manajemen.

Suasana bursa kerja yang digelar Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) pada 21-22 Agustus 2025. - (romero.web.id/Kamran Dikarma)

Egy mengungkapkan, sebelum bekerja di perusahaan asuransi, dia sempat menjadi pegawai honorer di Kantor Pertanahan Kota Semarang. “Saya honorer di ATR/BPN dari 2016 sampai 2021, sekitar lima tahunan,” ucapnya.

Meski belum memperoleh pekerjaan formal, Egy, yang sudah berkeluarga, mengaku masih memiliki penghasilan. Sebab dalam beberapa waktu terakhir, dia juga menjajal usaha jual beli motor bekas.

Tri Wahyu Hidayat (36 tahun), warga Kabupaten Demak, di-PHK oleh perusahaan furnitur tempatnya bekerja pada akhir Mei 2025 lalu. Dia sudah bekerja di perusahaan tersebut selama enam tahun, terhitung sejak 2019.

             

Menurut Tri, perusahaan furnitur tempatnya bekerja memang sedang menghadapi kesulitan karena menurunnya pesanan produk. Oleh sebab itu, perusahaan tersebut secara bertahap mulai memangkas jumlah pegawai. “Yang di-PHK bareng dengan saya itu sekitar 17 orang,” ungkapnya saat ditemui ketika tengah mengikuti bursa kerja di Kantor Disnakertrans Jateng.

             

Meski di-PHK, Tri mengaku tidak memperoleh pesangon. Hal itu pula yang mendorongnya untuk segera mencari lowongan pekerjaan baru. “Saya sudah tiga bulan mencari pekerjaan sana-sini, tapi susah sekali,” ujarnya seraya menambahkan bahwa dia telah mengirimkan puluhan surat lamaran pekerjaan.

             

Tri mencari pekerjaan sesuai dengan pengalamannya sebagai operator produksi. Karena tak kunjung mendapat pekerjaan baru, Tri sempat mempertanyakan kualifikasi dirinya sendiri. Hal itu mengingat dia hanya lulusan SMA dan sudah berusia 36 tahun.

             

Menurut Tri, teman-temannya yang sama-sama terkena PHK pada Mei 2025, secara bertahap mulai memperoleh pekerjaan. “Teman-teman memang masih muda, usianya ada yang di bawah 30 (tahun), paling mentok 34 (tahun),” ucapnya.

             

Dia pun mengeluhkan lowongan pekerjaan yang membatasi usia maksimal pelamar hingga 35 tahun. “Kalau mencari yang berpengalaman, pengalaman kan butuh proses. Tapi yang dicari usia antara 30 sampai 35. Kalau sudah 36 seperti saya bagaimana?” kata Tri.

             

Selama tiga bulan terakhir, keluarga Tri hidup dari hasil warung kecil-kecilan yang dikelola istrinya. “Sekarang saya mencari pekerjaan apa saja, sedapatnya,” ujarnya.

             

Kepala Disnakertrans Provinsi Jateng, Abdul Aziz, mengungkapkan, bursa kerja yang diselenggarakan lembaganya adalah dalam rangka memperingati HUT Provinsi Jateng ke-80. Bursa kerja digelar selama dua hari, yakni pada 21-22 Agustus 2025. “Jumlah lowongannya ada 6.800-an. Total jabatannya ada 288,” ucapnya ketika diwawancara pada Kamis (21/8/2025).

             

Dia menerangkan, perusahaan yang berpartisipasi dalam kegiatan bursa kerja tersebut berjumlah 43. “Sektor usahanya variatif, ada manufaktur, ada perbankan, ada kesehatan, industri makanan dan minuman, serta yang bekerja di luar negeri juga, baik menjadi TKI, PMI, maupun magang,” kata Aziz.

             

Aziz mengungkapkan, pelamar kerja yang mendaftar secara daring untuk bisa mengikuti bursa kerja Disnakertrans Jateng sebanyak 5.000-an orang. “Kemudian yang mendaftar yang melalui jalur langsung interview, ada 2.800-an,” ujarnya.

             

Aziz berharap bursa kerja yang digelar Disnakertrans Jateng dapat menyerap para pencari kerja sebesar mungkin. “Kalau kita bisa berharap, separuh dari para pendaftar ini nanti mendapatkan pekerjaan,” ucapnya.

             

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran terbuka di Jateng saat ini mencapai 4,33 persen atau setara 940 ribu orang.

Menurut Tri, perusahaan furnitur tempatnya bekerja memang sedang menghadapi kesulitan karena menurunnya pesanan produk. Oleh sebab itu, perusahaan tersebut secara bertahap mulai memangkas jumlah pegawai. “Yang di-PHK bareng dengan saya itu sekitar 17 orang,” ungkapnya saat ditemui ketika tengah mengikuti bursa kerja di Kantor Disnakertrans Jateng.

Meski di-PHK, Tri mengaku tidak memperoleh pesangon. Hal itu pula yang mendorongnya untuk segera mencari lowongan pekerjaan baru. “Saya sudah tiga bulan mencari pekerjaan sana-sini, tapi susah sekali,” ujarnya seraya menambahkan bahwa dia telah mengirimkan puluhan surat lamaran pekerjaan.

Tri mencari pekerjaan sesuai dengan pengalamannya sebagai operator produksi. Karena tak kunjung mendapat pekerjaan baru, Tri sempat mempertanyakan kualifikasi dirinya sendiri. Hal itu mengingat dia hanya lulusan SMA dan sudah berusia 36 tahun.

Menurut Tri, teman-temannya yang sama-sama terkena PHK pada Mei 2025, secara bertahap mulai memperoleh pekerjaan. “Teman-teman memang masih muda, usianya ada yang di bawah 30 (tahun), paling mentok 34 (tahun),” ucapnya.

Suasana bursa kerja yang digelar Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) pada 21-22 Agustus 2025. - (romero.web.id/Kamran Dikarma)

Dia pun mengeluhkan lowongan pekerjaan yang membatasi usia maksimal pelamar hingga 35 tahun. “Kalau mencari yang berpengalaman, pengalaman kan butuh proses. Tapi yang dicari usia antara 30 sampai 35. Kalau sudah 36 seperti saya bagaimana?” kata Tri.

Selama tiga bulan terakhir, keluarga Tri hidup dari hasil warung kecil-kecilan yang dikelola istrinya. “Sekarang saya mencari pekerjaan apa saja, sedapatnya,” ujarnya.

Kepala Disnakertrans Provinsi Jateng, Abdul Aziz, mengungkapkan, bursa kerja yang diselenggarakan lembaganya adalah dalam rangka memperingati HUT Provinsi Jateng ke-80. Bursa kerja digelar selama dua hari, yakni pada 21-22 Agustus 2025. “Jumlah lowongannya ada 6.800-an. Total jabatannya ada 288,” ucapnya ketika diwawancara pada Kamis (21/8/2025).

Dia menerangkan, perusahaan yang berpartisipasi dalam kegiatan bursa kerja tersebut berjumlah 43. “Sektor usahanya variatif, ada manufaktur, ada perbankan, ada kesehatan, industri makanan dan minuman, serta yang bekerja di luar negeri juga, baik menjadi TKI, PMI, maupun magang,” kata Aziz.

Aziz mengungkapkan, pelamar kerja yang mendaftar secara daring untuk bisa mengikuti bursa kerja Disnakertrans Jateng sebanyak 5.000-an orang. “Kemudian yang mendaftar yang melalui jalur langsung interview, ada 2.800-an,” ujarnya.

Aziz berharap bursa kerja yang digelar Disnakertrans Jateng dapat menyerap para pencari kerja sebesar mungkin. “Kalau kita bisa berharap, separuh dari para pendaftar ini nanti mendapatkan pekerjaan,” ucapnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran terbuka di Jateng saat ini mencapai 4,33 persen atau setara 940 ribu orang.

Posting Komentar untuk "Suara Mereka para Pemburu Lowongan Kerja"